BINDURIANG MEMBARA

BINDURIANG MEMBARA

Jalan Diblokir, Pos Polisi Dibakar, 2 Mobil Dirusak \"IMG_1306\"BINDURIANG, BE - Suasana Kecamatan Binduriang Kabupaten Rejang Lebong mencekam, kemarin (26/11). Ratusan warga dari berbagai Desa Simpang Beliti, Kepala Curup, Kampung Jeruk, dan Taba Padang memblokir akses jalan lintas Curup-Lubuklinggau. Dua mobil yang melintas pun dirusak dan dijarah. Tak hanya itu saja, pos polisi Padang Ulak Tanding ikut dibakar. Setidaknya lima titik jalan ditutup dengan menggunakan material pohon, batu, pembakaran ban bekas hingga menutup permanen jembatan dua di Desa Simpang Beliti menggunakan material besi proyek pemasangan pipa PDAM yang tengah dikerjakan dengan cara dilas. Pemblokiran jalan tersebut dilakukan warga sebagai reaksi terhadap kematian dua warga Desa Simpang Beliti atas nama Fajar Wani (34) dan Aswan (22) yang disebut sebagai pelaku perampokan nasabah BCA di Kota Bengkulu beberapa waktu yang lalu. Tak ayal pemblokiran tersebut membuat akses transportasi lumpuh total. Tak sedikit pula kendaraan yang terlanjur melintas terjebak di lokasi kejadian. Kendaraan yang akan melintas dari Curup menuju Lubuklinggau, serta arah sebaliknya terpaksa harus berbalik arah. Kronologis kejadian bermula saat kabar kematian Aswan (22) warga Desa Simpang Beliti Kecamatan Binduriang terduga kasus perampokan nasabah BCA Kota Bengkulu di Rumah Sakit Bhayangkara diterima pihak keluarga sekitar pukul 02.15 WIB. Kemudian jasad Aswan tiba di rumah duka sekitar pukul 05.30 WIB disambut isak tangis keluarga. Aswan mengalami beberapa luka memar yang telah menghitam di punggung, leher hingga kaki bagian yang dikabarkan patah. Kondisi itu semakin memicu kemarahan keluarga korban, karena tiga hari sebelumnya, Sabtu (23/11) rekan Aswan atas nama Fajar Wani (34) warga Kepala Curup juga meninggal dunia dengan kondisi yang sama. Informasi yang berkembang diterima pihak keluarga, kedua pemuda Simpang Beliti itu meninggal dunia karena sengaja dianiaya hingga tewas. Puluhan warga Simpang Beliti sekitar pukul 05.15 WIB pun mulai berkumpul meluapkan emosi dengan memblokir jalan di desanya. Sekitar pukul 07.00 WIB, jalan lintas di Desa Simpang Beli diblokade berbagai material kayu oleh warga setempat. Saat itu hanya motor yang bisa melintas. Aksi blokir ini pun ternyata semakin meluas, warga Desa Kepala Curup juga ikut melakukan aksi serupa. Mereka ikut emosi lantaran Fajar Wani yang meninggal sebelumnya merupakan warga setempat. Pemblokiran pun berlanjut di kawasan gardu PLN di desa tersebut. Namun kali ini tak hanya material kayu. Warga menghadang jalan dengan ban bekas dan membakarnya. Tak puas hanya itu saja,  warga tiga desa (Simpang Beliti, Kepala Curup dan Blitar) yang sebagian membawa senjata tajam bergabung memblokade jalan di Desa Blitar Kecamatan Sindang Kelingi. Persisnya di depan Kantor Pos Blitar. Mereka menumpuk kayu, batu dan ban kemudian membakarnya. Emosi warga semakin tersulut. Sekitar pukul 09.15 WIB, mereka bergerak menuju Pos Polisi Padang Ulak Tanding (PUT). Awalnya mereka hanya memblokir jalan di depan pos polisi tersebut. Entah siapa yang memulai, aksi warga pun berubah anarkis dengan merusak pos polisi yang dalam kondisi kosong tersebut. Semua kaca dipecahkan, pintu pun dibobol. Sekitar pukul 10.00 WIB, massa pun kian beringas dan melampiaskan amarah dengan membakar pos polisi. Pembakaran pos polisi ternyata belum mengakhiri emosi warga. Mereka pun kembali memblokir jalan di Desa Taba Padang. Di desa tersebut, warga sempat merusak dan menjarah dua mobil yang melintas. Mobil pertama Daihatsu Grand Max warna biru berpenumpang 4 orang sales kompor hock. Semua mobil ini kacanya dipecahkan, warga pun menjarah barang berharga milik penumpang mulai dari handphone, dompet dan lainnya. Beruntung penumpang tidak dilukai lantaran Kades Taba Padang cepat memberikan mereka perlindungan. Tak lama berselang, mobil Kijang Innova warna silver saat melintas di Desa Air Apok dan Taba Padang juga dihentikan paksa warga. Mobil yang sempat melaju kencang itu keempat bannya dirusak warga dengan menggunakan senjata tajam. Sang sopir pun akhirnya disuruh berjalan dengan kondisi keempat ban gembos menuju Polsek PUT. Puncak pemblokiran pun terjadi di jembatan Simpang Beliti. Besi balok material proyek PDAM yang ada di sekitar lokasi diangkut warga dan dilas di jembatan dari kedua arah. Mesin las tersebut dibawa warga desa setempat. Dengan lima titik pemblokiran tersebut praktis, akses jalan ke Kecamatan Binduriang lumpuh total. TNI Turun Sekitar pukul 12.30 WIB, anggota TNI dari Kodim 0409 Rejang Lebong dan Batalyon 144 Jaya Yudha  turun mencoba meredakan situasi dan membuka blokiran. Namun upaya itu tidak mudah. Warga sempat menolak dan memberikan perlawanan. Sobri (55), orang tua Fajar Wani, salah satu korban tewas terduga perampokan mendatangi aparat yang tengah membuka akses jalan jembatan dua Simpang Beliti. \"Siapa suruh buka, kami tidak takut dengan siapun. Anak kami sudah meninggal tidak wajar,\" ucapnya. Ia menuntut kejelasan atas kematian anaknya. Sebab, menurutnya kematian anaknya tidak wajar yang kala itu kondisinya leher dan tangan patah dengan tubuh penuh luka lebam.\"Kami ingin kejelasan dan kepastian hukum atas anak kami,\" tandasnya. Bukan hanya Sobri, luapan emosi juga diekspresikan Anot (50) orang tua dari Fajar Wani, dengan cara berguling di tengah jalan bahkan meminta mobil truk melindas tubuhnya sebagai bentuk kesedihan atas meninggalnya Fajar Wani. Fajar Wani diketahui telah memiliki dua orang anak dan seorang istri, sedangkan Aswan masih berstatus bujangan. Dandim 0409 Rejang Lebong Letkol Kav Sugi Mulyanto bergerak ke rumah duka Aswan di Desa Simpang Beliti. Bersama Camat Binduriang Furkan, Camat Sindang Beliti Ulu Rachman Yuzir, Camat Sindang Beliti Ilir Armansyah, serta Danramil melakukan dialog dengan perwakilan warga yang dipimpin Mantan Kades Kepala Curup Wardani. Pertemuan yang berlangsung lebih dari 1 jam tersebut, menghasilkan kesepakatan untuk memfasilitas keluarga korban dan perwakilan masyarakat menemui langsung Kapolda Bengkulu, hari ini, Rabu (27/11) untuk menanyakan langsung penyebab kematian Aswan dan Fajar Wani, bahkan meminta rekaman CCTV terkait peristiwa yang terjadi di BCA Kota Bengkulu. Kesimpulan pertemuan itu diterima pihak keluarga, selanjutnya permintaan Dandim agar warga membuka akses jalan yang diblokir dikabulkan. Sekitar pukul 13.00 WIB, puluhan personel TNI dari Batalyon 144 Jaya Yudha bersama masyarakat membersihkan material pemblokiran jalan. Hanya saja, butuh waktu lebih dari 1 jam untuk membuka jembatan dua Simpang Beliti yang ditutup permanen menggunakan las dan besi. Selain menggunakan gergaji besi, dua unit mobil truk milik Batalyon dikerahkan untuk menarik paksa besi proyek pemasangan pipa PDAM yang dilas tersebut. Material pemblokiran benar-benar telah dibersihkan sekitar pukul 16.00 WIB. Pun begitu tidak satu pun kendaraan berani melintas. Petinggi Polda Datang Sementara itu sekitar pukul 15.00 WIB, para petinggi Polda Bengkulu diantaranya Irwasda Kombes Pol Jumli, Karo Ops Polda Kombes Pol Burdin Hambali, Dir Lantas Kombes Pol Benny Ali dan Kepala BNP Kombes Pol Joko mendatangi Lembak untuk mengunjungi keluarga duka di Desa Simpang Beliti mengawali untuk menampung aspirasi masyarakat, terkait aksi pemblokiran dan tewasnya dua warga Desa Simpang Beliti. Hanya saja, sebatas komunikasi jelas pertemuan langsung antara keluarga korban dengan Kapolda Bengkulu yang rencananya dilakukan hari ini, Rabu (26/11). Laporan Penjarahan Beberapa polisi lalu lintas disiagakan di Simpang Nangka dan depan Polsek Padang Ulak Tanding untuk mengarahkan pengendara yang akan melintas Kecamatan Binduriang bebalik arah. Beberapa kendaraan yang nekat menerobos pemblokiran, malah menjadi sasaran aksi penjarahan dan perampasan kendaraan bermotor oleh puluhan pelaku perampasan, salah satunya dialami Kepala SMAN 1 Binduriang Edi Warman terpaksa harus merelakan handphon jenis Nokia, Kamera Digital, serta uang tunia Rp 2 juta di dalam tas, bahkan uang lebih dari Rp 300 ribu di dalam dompet. \"Seperti biasa saya berangkat kerja sekitar jam 07.00 WIB menuju SMAN 1 Binduriang. Tiba di Desa Pelalo mobil yang saya kendarai seorang diri dihadang puluhan orang, bahkan senjata tajam diarahkan ke leher saya. Mereka menjarah tas dan dompet saya, bahkan dompet saya berserakan hingga terpaksa saya harus memungut KTP, SIM dan identitas lainya dari dalam dompet yang sama sekali tidak tersisa uang,\" ungkap Edi. Kejadian tersebut, selanjutkan dilaporkan Edi ke Mapolsek Sindang Kelingi setelah berhasil lolos dari kawanan warga yang merampas harta benda miliknya. \"Saya tidak ingat siapa saja orangnya, yang jelas banyak sekali yang menghadang mobil saya, kemudikan meminta saya putar balik kendaraan setelah menjarah barang berharga,\" sesal Edi. Bukan hanya Edi, gedung SMPN 1 Sindang Kelingi Kelurahan Beringin Tiga didatangi puluhan kendaraan bermotor. Karena kondisi yang tidak kondusif pihak sekolah terpaksa memulangkan siswa mereka lebih awal. Namun mirisnya, Ferzi (17) siswa Kelas 12 IPA yang akan pulang menggunakan motor jenis Yamaha Fiz R dirampas kawanan pelaku di Desa Kayu Manis Kecamatan Sindang Dataran. \"Karena situasi tidak kondusif, kami memulangkan siswa kami lebih awal. Mereka yang akan pulang menggunakan motor ke Sindang Jati kami minta konfoi, hanya saja salah satu siswa kami malah dirampas kendaraanya,\" ungkap Yusmi Arsih, Kepala SMP 1 Sindang Kelingi ditemui usai melapor ke Mapolsek Sindang Kelingi. Hingga pukul 14.00 WIB, Polsek Sindang Kelingi setidaknya polisi setidaknya telah mendapatkan 7 laporan pencurian dengan kekerasan (curas), serta 4 laporan curas dilaporkan ke Polres Rejang Lebong sejak aksi pemblokiran jalan. \"Kami melihat puluhan orang menggunakan motor, membawa senjata tajam bahkan ada yang membawa senjata api. Kami tidak bisa berbuat banyak ketika mereka beraksi hingga di Simpang Tiga Beringin Tiga, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari Mapolsek Sindang Kelingi, mereka memanfaatkan aksi pemblokiran jalan tersebut,\" ungkap salah satu warga, menceritakan kepada wartawan. Terjunkan 310 Personel Kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Rejang Lebong menyedot perhatian Kapolda Bengkulu, Brigjen Pol Tatang Somanti. Meskipun kemarin (26/11), ia bersama bersama beberapa pejabat Polda lainnya tengah melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kaur, Kapolda langsung memerintahkan Karo Ops, Kombes Pol Burdin Hambali SIK menerjunkan anggota untuk menambah personel keamanan di Lembak tersebut. Sedikitnya 310 personel bersenjata lengkap diturunkan Mapolda Bengkulu untuk membantu pengembalikan keamanan Lembak.  Jumlah itu dengan rincian 100 personel dari pasukan Sabhara dan  210 personel dari Brimob Bengkulu. 310 persoanel di lepaskan Kepala Sub bagian Bin Ops Polda Bengkulu,  Kompol Rachmat Kurniawan sekitar pukul 11.30 WIB siang kemarin. \"Kita masih melihat kondisi selanjutnya, jika masih diperlukan, maka kita siap menambahkan personel,\" kata Karo Ops, Kombes Pol Burdin Hambali SIK melalui Kepala Sub bagian Bin Ops Polda Bengkulu, Kompol Rachmat Kurniawan. Dalam kesempatan itu, Rachat juga berpesan agar personel tersebut melakukan pengamanan dengan lembut, sesuai standar operasi dibawah komanda Kapolres Rejang Lebong. \"Jika mereka lembut, maka kita harus lebih lembut lagi. Sebaliknya, jika mereka keras, maka kita bisa lebih keras dari batu. Namun anggota harus bergerak dalam tim bukan perorangan,\" ujarnya memberikan pengarahan. Menurutnya, dengan diturunkannya pasukan tambahan sebanyak 310 personel itu, maka jumlah personel di Binduriang berjumlah 800 orang lebih. Jumlah tersebut tidak hanya berasal di jajaran Polda Bengkulu, melainkan sebagian berasal dari Polres Linggau, dan jajaran TNI Korem 041/Gamas Bengkulu. \"Tim ini belum akan ditarik sebelum kondisi betul-betul aman seperti semula,\" tegasnya. Disisi lain, Rachmat mengungkapkan pihaknya menerjunkan ratusan personel bersenjata lengkap itu bukan untuk memerangi masyarakat. Namun ingin melakukan pengamanan agar kondisi Lembak dapat dipulihkan sebelum kerusuhan. \"Itu kan jalan nasional. Jika tidak tuntas dalam waktu 1 x 24 jam, maka akan berdampak besar bagi pengguna jalan tersebut,\" pungkasnya. Gub Pantau dari Bali Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah SAg MPd terus memantau perkembang terkini di Lembak, meskipun ia tengah berada di Bali. \"Meskipun saya sedang dinas luar, namun saya terus berkoordinasi dengan pak kapolda dan pak Danrem,\" tulis gubernur melalui Black Berry Messenger (BBM)-nya kemarin. Berdasarkan informasi yang ia terima, bahwa sekitar pukul 13.30 WIB jalan lintas di Padang Ulak Tanding (PUT) sudah dibuka, bahkan kendaraan roda 4 sudah dibolehkan melintas. Namun kendaraan roda 2 belum dibolehkan karena sudah 10 unit kendaraan roda hilang sejak kejadian pemblokiran tersebut. \"Saya sudah minta bantuan pak Kapolda dan pak Danrem untuk mengembalikan kondisi Lembak, jangan samoai pergolakan terus terjadi sehingga mengakibatkan banyak korban,\" pungkas gubernur. Perintah Kapolda Sementara itu Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Drs Tatang Somantri MH menegaskan kerusuhan yang terjadi di Binduriang tersebut akan diselesaikan secara persuasif. Masalah ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, bukan dilawan dengan kekerasan. \"Persoalan ini harus kita jelaskan, jangan sampai ini berlarut dan mengganggu masyarakat lainya yang beraktivitas. Saya sudah perintahkan jajaran penjabat Polda Bengkulu untuk turun ke lapangan. Kemudian juga anggota yang sudah ada sebanyak 3 Kompi untuk mengamakan lokasi tersebut. Besok atau hari ini jalan harus bisa dibuka,\" kata Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Tatang Somantri MH didampingi Kabid Humas Polda AKBP Hary Wiayanto saat bekunjung ke Kaur, kemarin. Dikatakannya, pendekatan persuasif merupakan perintah Kapolri. Nantinya dengan cara dialog kepada tokoh masyarakat di sana. Jika masalah kriminalitas yang terjadi maka pihaknya akan  menjelaskanya secara detail. \"Saya sudah diperintahkan Kapolri juga, untuk turun ke lokasi kejadian. Kita sama-sama meredam agar masyarakat mengerti dan memahami apa persoalan yang terjadi. Oleh karena itu, kita akan upayakan agar semua berjalan dengan baik,\" jelasnya.(823/400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: